Menjaga Kesehatan

Peran Bidan Menjaga Kesehatan Ibu dan Bayi
Minggu, 23 September 2018 | 13:00
Bidan merawat bayi. Foto: IST
Bidan merawat bayi. Foto: IST

Bidan menjadi salah satu profesi atau tenaga medis yang berperan penting dalam upaya kesehatan ibu dan anak. Selain membantu proses kelahiran, bidan juga membantu mengontrol perkembangan kesehatan ibu hamil mulai dari awal mengandung hingga pasca kelahiran.

Selain itu, peran bidan untuk menyampaikan manfaat air susu ibu (ASI) menjadi sangat strategis karena bidanlah yang banyak berhubungan langsung dengan ibu pasca melahirkan. Makanya, bidan menjadi salah satu poros pemberi edukasi kepada para calon ibu mengenai pola makan bayi.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kirana Pritasari mengungkapkan, bidan juga harus paham pemberian makan pada bayi dan anak, bukan hanya bertugas gizi. Sebab, dalam beberapa waktu terakhir banyak bayi maupun anakanak terkena diabetes karena asupan makanan yang mengandung banyak kadar gula.

“Mengenai isu susu kental manis ini penting sekali kita pahami, mendorong obesitas karena kadar gula,” ungkap Kirana, di Jakarta, baru-baru ini.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pusat Dr Emi Nurjasmi Mkes menjelaskan, bidan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis sebagai “ujung tombak” dalam memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil, bayi, dan anak-anak berumur di bawah lima tahun (balita) terutama dalam mendukung peran ibu untuk memprioritaskan ASI kepada anaknya. ASI sangat penting bagi tumbuhkembang anak, ASI sebisa mungkin diberikan kepada yang baru di lahirkan.

“Ditambahkan pemberian ASI dan nutrisi di 1.000 HPK (270 hari selama kehamilan dan 730 hari/dua tahun pertama kehidupan seorang anak), nutrisi yang diterima oleh bayi saat dalam kandungan dan menerima ASI memiliki dampak jangka panjang terhadap kehidupan saat usia dewasa,” jelas dia.

Sementara itu, Direktur Kesehatan Keluarga Direktorat Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI Dr Eni Gustina MPH mengungkapkan banyak masalah yang dapat menghambat pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), di antaranya kurangnya kepedulian terhadap pentingnya IMD, kurangnya konseling
oleh tenaga kesehatan dan kurangnya praktek tersebut.

“Masih kuatnya kepercayaan keluarga bahwa ibu memerlukan istirahat yang cukup setelah melahirkan dan menyusui sulit dilakukan, serta kepercayaan masyarakat yang tidak mengizinkan ibu untuk menyusui dini sebelum payudaranya dibersihkan,” jelas Eni.

Eni berharap hambatan-hambatan ini dapat dihilangkan dengan adanya peran bidan dari tingkat pusat hingga pelosok untuk menyampaikan informasi yang tepat terkait penggunaan ASI.

Ia menjelaskan, saat lahir bayi mulai menunjukkan usaha untuk menyusu dengan mulai menjilati kulit ibunya. Bakteri yang ada di kulit ibu masuk ke tubuh, berkembang biak membentuk koloni di usus bayi, menyaingi bakteri jahat dari lingkungan. Saat bayi berhasil meneguk kolostrum sama saja dengan ia menelan ribuan sel pertahanan tubuh yang ada dalam kolostrum. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi.

“Ini cukup memprihatinkan karena rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif ini dapat berdampak pada kualitas hidup generasi penerus bangsa dan juga pada perekonomian nasional,” jelas dia.

Sementara itu, Ketua Harian Yayasan Abhipraya Cendikia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat menjelaskan temuan YAICI di lapangan, khususnya di perdesaan, yakni adanya ibu-ibu yang memiliki kendala dengan ASI-nya dan kendala dalam memberikan ASI-nya, memberikan susu kental manis (SKM) untuk bayi, hanya karena termakan oleh iklan yang menyesatkan dan harganya yang relatif murah disbanding susu lainnya.


“Iklan SKM yang ada di media menggambarkan sebagai minuman susu bernutrisi untuk anak. Hal ini telah membentuk persepsi yang salah kepada ibu. Ibu-ibu menganggap bahwa SKM bisa diberikan kepada anaknya yang masih balita,” jelas Arif.(iin)

Sunber : https://id.beritasatu.com/family/peran-bidan-menjaga-kesehatan-ibu-dan-bayi/180689

Comments

Popular posts from this blog